FENOMENA PASANG SURUT AIR LAUT
static.republika.co.id
Fenomena pasang surut air laut diartikan sebagai fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh pengaruh dari kombinasi gaya gravitasi dari benda-benda astronomis terutama matahari dan bulan serta gaya sentrifugal bumi. Pengaruh gravitasi benda angkasa lain (selain bulan dan matahari) dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Menurut Newton, Pasang surut air laut (Ocean tides) diartikannya sebagai gerakan naik turunnya air laut terutama akibat pengaruh adanya gaya tarik menarik antara massa bumi dan massa benda-benda angkasa, khususnya bulan dan matahari.
Menurut teori lama, naik turunnya permukaan laut (sea level) yang teratur disebabkan oleh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Posisi benda-benda langit tersebut selalu berubah secara teratur terhadap bumi, sehingga besarnya kisaran pasang surut juga berubah secara teratur mengikuti perubahan tersebut. Namun, tampaknya teori ini belum mampu menjawab pertanyaan tentang Faktor yang berpengaruh terhadap dinamika pasang surut secara komprehensif, karena kenyataan yang ada sering tidak sesuai dengan teori ini. Teori baru menyatakan bahwa yang mempengaruhi dinamika pasang surut air laut -selain gravitasi bulan dan matahari- adalah keadaan laut secara lokal. Meliputi kedalaman, luas, dan gesekan laut. Teori baru ini juga menyertakan rotasi bumi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap dinamika pasang surut air laut.
Bulan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam 51 menit, jika faktor-faktor lain diabaikan maka suatu lokasi di bumi akan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari yang dikenal dengan istilah pasang berganda (semi diurnal tides), dimana tiap siklus pasang-surut akan bergeser mundur selama 51 menit setiap hari. Karena lintasan bulan mengitari bumi adalah berbentuk ellips, dimana bumi berada pada satu titik pusatnya, maka jarak bumi ke bulan berubah-ubah setiap saat.
Titik terjauh dari bulan ke bumi disebut Apogee dan titik terdekat disebut Perigee. Walaupun perubahan jarak bumi-bulan ini kecil, tetapi karena besarnya gaya pembangkit pasang berbanding terbalik pangkat dua dengan jarak, maka peranan perubahan jarak ini penting terhadap pasang. Pada posisi bulan baru dan purnama, pengaruh bulan terhadap pasang diperkuat oleh pengaruh matahari, dimana pasang yang ditimbulkan besar sekali dan iniah yang disebut pasang purnama (spring tide).
Jika posisi matahari-bumi-bulan membentuk sudut 90 derajat, pengaruh bulan diperkecil oleh pengaruh matahari,sehingga pasang yang ditimbulkan sangat kecil disebut pasang perbani (neap tide). Waktu yang dibutuhkan dari pasang purnama ke pasang perbani tidak selamanya sama dengan waktu yang dibutuhkan dari pasang purnama ke pasang purnama. Jarak waktu rata-rata pasang purnama ke pasang purnama berikutnya adalah 14,7 hari.
www.tneutron.net
Kisaran pasang surut (tidal ranges), yaitu perbedaan tinggi air pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-rata berkisar antara 1 meter hingga 3 meter. Sebagai contoh, di Tanjung Priok Jakarta hanya sekitar 1 meter, Ambon sekitar 2 meter, Bagan Siapi-api sekitar 4 meter, sedangkan yang tertinggi di muara Sungai Digul dan Selat Muli di Irian Jaya dapat mencapai sekitar 7 sampai 8 meter. Faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi terjadinya pasang surut antara lain; dasar perairan, letak benua dan pulau serta pengaruh gaya coriolis.
Pengetahuan pasang surut dalam dunia pelayaran sangat berguna sekali, terutama jika mengetahui jadwal pasang surut di suatu pelabuhan, maka dengan mudah sebuah kapal dapat masuk dan meninggalkan pelabuhan tersebut. Demikian pula energi yang ditimbulkan oleh arus pasang surut dalam jumlah besar dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Sedangkan khusus dalam dunia perikanan, fenomena pasang surut dapat dimanfaatkan untuk menangkap jenis-jenis ikan pantai dengan menggunakan alat perangkap, seperti bubu dan sero. Demikian pula fenomena ini dapat dimanfaatkan dalam melakukan penggantian air di tambak.
pixabay.com
Laut pasang terjadi ketika air laut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi. Tetapi pasang terutama disebabkan oleh gaya gravitasi bulan karena jarak antara bumi dengan bulan jauh lebih dekat daripada jarak antara bumi dengan matahari. Jika antara gravitasi bulan dan gravitasi matahari bekerja dalam arah yang sama akan terjadi pasang yang sangat besar. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasangs.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Air laut yang pasang memiliki dampak bagi lingkungan sekitar, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Air laut yang pasang mengakibatkan muara air laut sampai ke bibir pantai. Hal tersebut dimanfaatkan nelayan agar menaruh kapalnya tidak jauh di tengah laut dan memudahkan nelayan untuk menjangkau darat dalam membawa ikan tangkapannya. Pasangnya air laut juga membawa sampah-sampah di sekitar bibir pantai. Selain itu, pasang air laut juga dapat mengisi petak-petak untuk membuat garam.
Selain dampak positif, pasangnya air laut juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif pasangnya air laut antara lain abrasi, pendangkalan dermaga, pendangkalan pantai, rusaknya fasilitas umum dan pemukiman penduduk, menyempitnya pulau, dan sebainya.
Abrasi adalah pengikisan permukaan darat yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Abrasi biasanya disebut pengikisan pantai. Abrasi mengakibatkan pendangkalan. Abrasi juga tidak enak dipandang dan mengurangi tanah, luas lahan menjadi berkurang sehingga pemanfaatan daratan menjadi berkurang. Abrasi yang besar juga merugikan manusia karena abrasi dapat merusak fasilitas umum seperti jalan raya yang berada tepat di dekat pantai. Karena abrasi yang sangat parah, maka akan menimbulkan macet yang panjang disekitar arena kejadian. Akibat macet yang parah maka akan diperlakukan jalur satu arah atau biasa juga disebut buka tutup jalur. Kemacetan pada jam efektif seperti saat jam berangkat kantor dan sekolah, maka macet ini akan berdampak telatnya masuk sekolah atau masuk kerja dan dapat menyebabkan hal yang tidak terduga lainnya. Berikut skema dampak yang ditimbulkan akibat abrasi.
Skema Dampak Abrasi oleh sekantika.com
Selain abrasi, pasangnya air laut juga dapat mempersempit wilayah daratan atau suatu pulau, membuat nelayan kecil tidak berani berlayar karena ombak yang sangat besar. Berikut skema yang terjadi pada nelayan akibat pasangnya air laut.
Skema Dampak Air Laut Pasang oleh sekantika.com
Laut surut terjadi ketika perbedaan tinggi air pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-rata berkisar antara 1 meter hingga 3 meter. Laut yang surut membawa beberapa dampak positif dan negative bagi manusia dan lingkungan sekitar. Sebagai contoh di lokasi pantai yang dijadikan tempat wisata, surutnya air laut merupakan keuntungan besar bagi pihak pengelola tempat wisata. Hal tersebut karena surutnya air laut mendukung segala bentuk kegiatan wisata di pantai seperti bermain pasir, berjemur, bermain bola voli, sepak takraw, berenang, dan bermain pasir.
upload.wikimedia.org
Selain dalam sektor wisata, surutnya air laut juga berdampak positif terhadap penduduk nelayan di pinggir pantai. Penduduk biasanya memanfaatkan pantai untuk menjemuk ikan asin sebelum kemudian dipasarkan.
http://sumbar.antaranews.com
Hal diatas tentu juga akan menimbulkan dampak negatif berupa bau ikan yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan. Namun, masyarakat pesisir sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini dan menjadi rejeki tersendiri bagi mereka saat cuaca baik dan alam mendukung.
Hal tersebut adalah penjelasan tentang pasang surut air laut, sebab-akibat pasang surut air laut, serta dampak yang ditimbulkan.
Sumber : Karya Penulis dengan bantuan gambar yang sudah dicantumkan sumbernya.
MOHON MENYERTAKAN SUMBER JIKA MENGUTIP